Mengejar kebahagiaan...

21 Agustus 2023

On 23:20 by Wiko Nurdian in    No comments

Hampir merenggut nyawa karena penyakit demam berdarah merupakan pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan. Beruntung bagiku karena akhirnya bisa sembuh dari penyakit ini. Sungguh, jangan sampai kamu merasakan penyakit demam berdarah karena rasanya sangat tidak mengenakkan. Oleh karena itu, mari kenali ciri-ciri demam berdarah, gejala demam berdarah, dan obat demam berdarah yang ampuh. Namun, dari semua itu ada satu hal yang sangat diutamakan, yaitu pencegahan. Bagaimanapun, mencegah penyakit ini adalah cara terbaik agar tetap aman dan selamat. Ayo berkenalan dengan penyakit demam berdarah agar kita semua mengetahui ciri-ciri demam berdarah, penyebab demam berdarah, dan obat demam berdarah, sehingga bisa terhindar dari penyakit mematikan ini.

Pengalaman Menderita Demam Berdarah

Pagi itu aku masih bekerja seperti biasa, tak ada sedikitpun gejala yang terasa. Namun, sore harinya sekitar satu jam sebelum pulang kerja, kepalaku terasa begitu sakit. Rasanya seperti ada benda berat yang diletakkan di atas kepala. Sungguh sangat menyakitkan. Aku pun menceritakan apa yang aku rasakan kepada rekan kerja, agar jika terjadi sesuatu pada diriku, ia bisa melakukan tindakan dengan cepat.

Kepalaku tiba-tiba terasa sakit. Sebelumnya aku ga pernah merasakan sakit kepala seperti ini. Aneh.

Rekan kerjaku menyuruh aku untuk beristirahat, tetapi aku tolak, aku memaksakan diri untuk tetap bekerja karena merasa tanggung. Satu jam lagi pulang, pikirku. Sebenarnya hari itu aku disuruh lembur oleh leader, tetapi ku tolak karena alasan sakit. Mengerti kondisi yang sedang aku alami, leader memakluminya. Jujur saja, selama satu jam tersebut aku menahan rasa sakit yang teramat di kepalaku. Sehingga waktu satu jam terasa sangat lama. Beruntung, aku bisa menyelesaikan pekerjaanku hingga akhir tanpa adanya insiden karena sakit.

Di perjalanan pulang, aku menyempatkan diri untuk membeli obat di warung. Aku merasa tidak perlu berobat ke dokter karena mengira kalau ini hanyalah sakit kepala biasa. Sesampainya di kontrakan, aku segera meminum obat tersebut. Untungnya rasa sakit di kepalaku sedikit terobati, tetapi tidak menyembuhkannya secara total. Namun, aku bersyukur karena setelah meminum obat, aku pun tertidur pulas.

Dini hari aku terbangun karena sekujur tubuhku terasa panas-dingin dan nyeri. Kepalaku kembali terasa sakit seolah ada beban yang menimpa, dan tulang-tulangku seperti dicabik-cabik, sakit. Ingin meminta pertolongan rasanya sungkan, sebab aku tidak mengenal baik tetangga kontrakan. Lagi pula, saat itu sudah dini hari, tidak enak bila mengganggu orang tidur.

Ingin menghubungi bapak juga tidak enak. Sebab, meskipun bekerja di kota yang sama, tetapi tempat kerja bapak dengan tempat kerjaku berjauhan. Sehingga otomatis kontrakan kami pun berjauhan, dan membutuhkan waktu sekitar satu jam lebih untuk sampai. Aku takut mengganggu dan takut terjadi sesuatu dengan bapak di jalan.

Alhasil, aku pun hanya mencoba mengobati rasa sakit itu dengan meminum obat lagi. Sekuat tenaga ku tahan rasa sakitnya, berharap aku tertidur kembali agar tidak merasakan sakit. Namun, rasa sakit itu terus menerpa sekujur tubuhku. Bukan hanya itu, rasa mual di perut pun mulai muncul. Sungguh, keadaanku saat itu sudah tak berdaya. Seperti mati segan, hidup tak mau.

Hingga akhirnya, setelah beberapa jam berjuang menahan rasa sakit itu, aku pun tertidur. Keesokan harinya aku ijin tidak berangkat kerja. Meskipun saat itu kondisiku mulai membaik, tetapi aku tetap akan pergi ke dokter. Sebab aku takut rasa sakit itu datang lagi. Aku pun meminta bantuan bapak untuk mengantar ke dokter.

Setelah menganalisa penyakit yang aku alami, dokter menyimpulkan bahwa aku terkena demam berdarah. Sebab sudah ada ciri-ciri demam berdarah yang muncul di sekujur tubuhku, yaitu bercak berwarna merah. Saat itu juga dokter menyuruh aku untuk dirawat di rumah sakit karena bisa fatal bila terlambat mendapat perawatan. 

Sumber: Wikipedia

Tak butuh waktu lama, dengan mengendarai sepeda motor, bapak membonceng aku untuk ke rumah sakit. Saat itu mentari memang sudah muncul sehingga teriknya begitu menyengat kulit. Hal tersebut diperparah karena rasa sakit itu muncul lagi. Kepalaku terasa sangat sakit yang dibarengi dengan rasa nyeri di sekujur tubuhku. Sekitar satu jam aku bertahan dengan kondisi yang menyiksa seperti itu, hingga akhirnya kami sampai di rumah sakit.

Sial bagiku karena kartu BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan lupa belum di print oleh perusahaan tempatku bekerja. Alhasil, rumah sakit tersebut menolak kami dengan alasan yang menurutku sepele. Tak ada pilihan, kami pun mencari rumah sakit lain yang mau merawatku. Sebab kondisiku saat itu sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, aku sempat berpikir untuk mati saja agar tidak merasakan rasa sakit seperti itu. Pemikiranku tersebut bukan tanpa alasan, sebab sudah tiga rumah sakit yang menolak kami, aku sungguh tersiksa harus menahan rasa sakit itu.

Udah, kalau rumah sakit ini tidak mau menerima kamu, biar bapak bayar sendiri aja biaya rumah sakitnya, ga usah pake BPJS.

Kata-kata dari bapak tersebut membuat pemikiranku terpecah. Di satu sisi, aku senang mendengarnya karena bisa segera diobati. Namun, di sisi lain, aku justru merasa kasihan kepada bapak karena biaya rumah sakit pastilah sangat mahal. Aku tidak ingin merepotkan bapak.

Beruntung, ternyata rumah sakit berikutnya bisa memaklumi keadaanku. Mereka membiarkan aku masuk dan mendapat perawatan terlebih dahulu, lalu bisa mengurus BPJS yang belum diprint tersebut belakangan. Akhirnya, aku pun mendapatkan perawatan. Sebelum aku tak sadarkan diri, aku mendengar salah satu perawat berkata bahwa kondisiku saat itu sangat kritis. Terlambat sedikit bisa berakibat fatal. 

Ketika terbangun, aku sudah tidak berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD) lagi. Sepertinya aku sudah dipindahkan ke kamar rawat inap. Terlihat ada bapak dan ibu yang sedang mengobrol. Ibu memang sengaja datang dari kampung setelah menerima informasi bahwa aku terkena demam berdarah. Meskipun rasa sakit itu sudah hilang, tetapi badanku masih terasa lemas. Ibu menyuruhku untuk istirahat dan jangan banyak bergerak. Aku pun menurut. 

Penyakit demam berdarah tersebut membuatku harus dirawat selama 5 hari. Dimana dalam sehari darahku diambil sebanyak dua kali, yaitu pagi dan sore. Jujur saja, pengambilan darah yang dilakukan melalui lenganku itu sangat menyakitkan. Terlebih hal tersebut dilakukan berulang kali di tempat yang sama. Ibarat luka, belum sembuh luka itu sudah diberikan luka baru. 

Ada satu peristiwa menyedihkan selama aku dirawat di rumah sakit, yaitu ketika dokter memberitahu kondisiku kepada kedua orang tuaku. Dokter bilang kalau trombosit di dalam tubuhku terus menurun, hal tersebut bisa sangat membahayakan karena bisa menyebabkan pendarahan hebat. Ketika dokter mengucapkan hal mengkhawatirkan tersebut, aku sedang berpura-pura tidur sehingga bisa melihat kesedihan yang dirasakan oleh kedua orang tuaku.

Jangan terlalu cemas, lebih baik kita berdoa yang terbaik. Oh, iya. Jangan lupa minum air putih yang banyak, ya.

Sejujurnya, saat itu aku sudah pasrah. Namun, ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan untukku, sehingga aku berhasil sembuh dari penyakit demam berdarah ini.

Apa itu Demam Berdarah?

Demam berdarah merupakan penyakit yang berbahaya, terlebih bila terlambat dalam menanganinya. Maka dari itu, kita harus selalu waspada agar bisa terhindar dari penyakit ini. Mari berkenalan dengan demam berdarah sehingga kita bisa mengidentifikasinya dengan mudah.

Menurut website resmi Kementerian Kesehatan (Kemkes) Republik Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes Aegypti. Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dengan penyebaran paling cepat di dunia.

Masih menurut laman resmi Kemkes, penyakit demam berdarah memiliki dua fase, yaitu Fase Awal Demam dan Fase Kritis.

Fase Awal Demam

Pada fase ini, infeksi dengue mirip flu dan memiliki gejala yang hampir sama dengan malaria, influenza, zika, dan chikungunya. Biasanya ditandai dengan demam, mual, nyeri sendi, sakit kepala hebat, serta nyeri retro-orbital. Setelah itu, gejalanya akan meningkat yang ditandai dengan timbulnya demam berat selama 2 sampai 7 hari. Pada tahap ini, infeksi dengue bisa dibedakan dengan penyakit lainnya menggunakan tes tourniquet. Sebagian penderita bisa pulih sepenuhnya setelah melewati masa ini, tanpa memasuki fase kritis.

Fase Kritis

Fase ini merupakan peringatan agar penderita segera mendapat perawatan yang serius. Sebab mulai muncul gejala-gejala seperti perubahan status mental, manifestasi hemoragik, perubahan suhu yang nyata, sakit perut yang parah, hingga muntah-muntah. Biasanya suhu badan akan naik hingga 38 derajat celcius lalu trombosit akan menurun sehingga mengakibatkan kerusakan organ, pendarahan hebat, dan gangguan pernapasan. Penderita harus mendapat perawatan secara ketat karena bisa terserang syok hipotensi yang bisa berubah menjadi gagal jantung atau henti jantung.

Fase Penyembuhan

Pada fase ini, sejalan dengan reabsorpsi plasma dan cairan, kebocoran plasma akan berhenti. Ada pun tanda-tanda masuknya fase ini adalah kembalinya nafsu makan, pemulihan ruam karena virus dengue, meningkatnya urine, dan stabilnya denyut nadi.

Pedoman World Health Organization (WHO) 1997 menerangkan klasifikasi dengue yang serius, yaitu Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Namun, pada tahun 2009, pedoman WHO tentang dengue diubah, sehingga klasifikasi tersebut juga berubah menjadi Dengue dan DBD Parah. Tujuan dari modifikasi ini untuk membentuk kriteria yang sederhana dan seragam agar menghasilkan pendekatan standar terhadap penyakit secara global.

Manajemen penyakit yang efektif dibutuhkan untuk mengurangi kematian karena dengue, terutama pada tahap diagnosis dini. Sebenarnya saat ini tidak ada antivirus atau obat untuk menghilangkan virus dengue, tetapi dokter bisa menghilangkan gejalanya. Ada beberapa rekomendasi untuk mengatasi demam berdarah, antara lain tirah baring, antipiretik atau spons, analgesik, dan terapi cairan.

Ciri-Ciri Demam Berdarah

Ada banyak orang yang tidak mengetahui ciri-ciri demam berdarah atau gejala demam berdarah yang bisa sangat berbahaya. Musabab tidak mengetahui ciri-ciri inilah banyak orang yang terlambat untuk mendapatkan perawatan. Sebab mereka menganggap bahwa gejala awal demam berdarah adalah demam biasa. Maka dari itu, jangan sampai lengah. Mari kenali ciri-ciri demam berdarah.

  1. Bercak atau bintik-bintik merah pada kulit.
  2. Pembengkakkan kelenjar getah bening di leher.
  3. Sakit di belakang mata.
  4. Mual.
  5. Muntah.
  6. Nyeri sendi, tulang, atau otot.
  7. Sakit kepala.
  8. Demam tinggi hingga 40 derajat celcius.

Pada beberapa kasus, gejala demam berdarah bisa semakin memburuk sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa. Kondisi ini disebabkan karena pembuluh darah rusak dan bocor dan menurunnya trombosit. Gejala tersebut antara lain.

  1. Mudah marah dan gelisah.
  2. Lemas atau kelelahan.
  3. Napas dengan cepat atau sulit bernapas.
  4. Munculnya memar yang merupakan pendarahan di bawah kulit.
  5. Terdapat darah pada muntahan, tinja, atau urine.
  6. Pendarahan dari hidung atau gusi.
  7. Muntah terus menerus.
  8. Sakit perut yang parah.

Setidaknya seperti itulah ciri-ciri demam berdarah, semoga bisa memberikan gambaran untuk kita semua agat tidak terlambat melakukan pemeriksaan.

Penyebab Demam Berdarah

Dilansir dari website resmi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penyebab demam berdarah berasal dari infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Jenis nyamuk yang biasa menularkan infeksi ini adalah Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang umumnya menggigit pada pagi dan sore hari.

Selain itu, faktor lingkungan juga bisa menyebabkan munculnya penyakit demam berdarah, seperti lingkungan yang kotor atau kumuh, becek, lembab, banyak pakaian menggantung, dan sebagainya yang dapat membuat sarang nyamuk. Di sisi lain, faktor cuaca juga bisa menjadi penyebab munculnya demam berdarah. Sebab, pada cuaca tertentu nyamuk dapat berkembang dengan pesat sehingga berpotensi menularkan infeksi mematikan ini.

Obat Demam Berdarah

Demam berdarah memang belum memiliki vaksin atau obat, tetapi ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengobati gejala demam berdarah. Berikut ini beberapa obat demam berdarah menurut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.

  1. Istirahat yang cukup.
  2. Asupan cairan yang adekuat.
  3. Jaga suhu tubuh.
  4. Kompres badan.
  5. Beri informasi orang sekitar.
  6. Pemberian cairan yang tepat.

Cara Mencegah Demam Berdarah

Menurut website resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah demam berdarah Cara ini biasa disebut dengan nama 3 M, yaitu"

  • Menguras tempat penampungan air.
  • Menutup tempat penampungan air atau tempat yang bisa menjadi genangan.
  • Mendaur ulang atau Mengubur barang yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti.

Selain 3M, terdapat juga beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya demam berdarah. Langkah tersebut seperti menaburkan bubuk abate pada penampung air, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, hingga memasang kawat anti nyamuk pada ventilasi.

Sumber:

  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/10/tanda-dan-gejala-demam-berdarah-dengue
  • https://puskesmaskutaselatan.badungkab.go.id/artikel/45836-8-gejala-demam-berdarah-dbd-yang-perlu-diwaspadai
  • https://diskes.badungkab.go.id/artikel/47186-6-fakta-penting-tentang-demam-berdarah
  • https://dinkes.babelprov.go.id/content/seluk-beluk-demam-berdarah-dbd
  • https://iik.ac.id/blog/jenis-obat-demam-berdarah-yang-wajib-diketahui/


0 Komentar:

Posting Komentar